BISNIS UNTUK SEMUA

    BISNIS UNTUK SEMUA GOLONGAN   Bermimpi ingin punya bisnis sendiri tapi terkendala dengan modal? Tidak tahu bagaimana cara memulainya? Merasa ragu dengan resiko yang mungkin dialami?   ************* Mari bergabung bersama kami di bisnis D’BC Network Oriflame. ************ … Continue reading

My Erasmus Mundus Years

Total 62 mahasiswa dan peneliti Indonesia mendapatkan beasiswa Erasmus-Mundus Uni Eropa pada 2009. Saat ini tujuh peneliti melakukan penelitian dan mengajar di berbagai universitas di Eropa dan 55 penerima beasiswa mengikuti program master yang setidaknya berlangsung di dua universitas berbeda di Eropa. Setelah menyelesaikan studi para mahasiswa itu mendapatkan gelar ganda dari tempat universitas tempatnya studi. Perguruan tinggi Jerman yang terlibat dalam program yang khusus ditujukan kepada akademisi dari negara-negara bukan Eropa ini sangat disukai.

Informasi lebih lengkap tentang syarat pengajuan lamaran beasiswa Erasmus Mundus bisa dilihat di:

http://ec.europa.eu/education/external-relation-programmes/doc72_en.htm

Berikut adalah pengalaman saya sebagai penerima beasiswa Erasmus Mundus pada program Crossways in European Humanities (Tübingen Univeristät Germany ; St. Andrews University Scotland ; Perpignan Universite, France) , yang dimuat dalam majalah NADI (Nachrichten für Alumni über Deutschland und Indonesien) terbitan DAAD (Dinas Pertukaran Akademis Jerman) edisi 1-2 /2010, no.15

Setelah saya sebagai mahasiswi jurusan sastra Jerman menerima beasiswa untuk belajar bahasa Jerman di Freiburg, DAAD Jakarta memberikan informasi kepada saya tentang beasiswa Erasmus Mundus. Program master Crossways in European Humanities sangat menarik buat saya, karena program ini memungkinkan mahasiswanya untuk mendalami tema-tema humaniora dan tempat studinya pun di tiga universitas berbeda di Eropa. Karena kuliah di Jerman itu mimpi saya dari dulu, maka saya pun memilih Universitas Eberhard-Karls Tübingen menjadi universitas pertama (Home University) saya tempat saya menghabiskan semester pertama dan ketiga saya. Pada semester kedua saya studi di Universitas St-Andrews di Skotlandia dan sekarang saya kuliah semester empat di Universitas Perpignan via Domitia di Perancis.

Meskipun sebelumnya saya pernah di Jerman dan menyelesaikan kuliah S1 bahasa Jerman di Indonesia, awalnya saya mengalami guncangan budaya akademik. Mahasiswa Jerman sangat aktif dan kritis, jarak antara profesor dan mahasiswa hampir tidak ada. Mahasiswa lebih bebas dan harus memutuskan banyak hal sendiri. Kalau orang berasal dari sistem yang kolektif seperti masyarakat Indonesia dimana hampir semua hal biasa dilakukan bersama-sama, tidaklah mudah tiba-tiba harus memutuskan semuanya sendiri.

Tapi dalam program master ini mahasiswa tidak hanya dituntut mempunyai prestasi akademis yang menonjol, tapi juga mampu meningkatkan kualifikasi dirinya agar nantinya dapat menghadapi tantangan global. Orang harus selalu efisien dan awas untuk mengatasi semua rintangan yang tidak hanya ada di Universitas melainkan juga dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, mahasiswa dituntut untuk mampu mandiri dan fleksibel.

Sebagai mahasiswa penerima beasiswa Erasmus-Mundus setiap semester saya harus pindah universitas. Ini merupakan bagian dari ujian kemandirian tersebut. Bisa jadi kuliah di dua atau tiga universitas berbeda adalah bagian yang paling menarik dari program Erasmus-Mundus, tapi juga yang paling melelahkan. Keuntungan yang paling saya rasakan dari kuliah semacam ini adalah banyak teman mancanegara yang saya dapatkan. Hal ini memudahkan kami untuk berwisata dengan “murah” karena banyak teman atau kenalan yang bersedia menampung dan menjadi guide selama di sana. Tidak heran kalau penerima beasiswa Erasmus-Mundus banyak jalan-jalan!

Atmosfir internasional ini ikut mendukung perkembangan pribadi saya dan saya pun lebih terbuka. Saya mengenal diri saya sendiri dengan lebih baik. Akan tetapi, saya sadar masih banyak hal yang harus dipelajari: orang jadi sering memikirkan identitasnya sndiri jika ia jauh dari tanah airnya. Ada banyak hal di Indonesia yang belum saya kenal. Namun beberapa tahun jauh dari tanah air membuat saya menjadi lebih dekat dengan negara saya sendiri. Saya berharap, dengan cara pandang yang baru ini dan dengan pengalaman internasional saya ke depan, saya akan dapat berkarir di tingkat lokal-global.

 

Perawatan tradisional untuk kecantikan..


Untuk menjadi cantik, orang melakukan banyak cara. Sayangnya saat ini cara menjadi cantik dengan instan sering menjadi pilihan. Padahal tentu saja ada resiko yang harus dihadapi. Sebut saja menyuntikkan silicon yang murah tapi beresiko cukup tinggi (dari mulai bentuk wajah atau anggota badan yang jadi „aneh“ dan ga proporsional, sampai resiko kehilangan nyawa) atau memakai krim pemutih wajah yang malah membuat kulit menjadi hitam saat pemakaian dihentikan.

Nah, padahal ritual kecantikan kan bukan hanya dilakukan orang-orang zaman sekarang. Dari ratusan tahun lalu, para wanita Indonesia sudah melakukannya. Tak cuma memoles bagian luar, tapi yang juga merawat dan menjaganya dari dalam. Yang lebih oke, mereka melakukan semua perawatan yang alami.

Mungkin tak ada yang tak kenal jamu sebagai ramuan tradisional nenek moyang kita yang diyakini baik untuk kesehatan dan kesehatan. Jamu menggunakan rempah dan herbal untuk perawatan maupun penyembuhan. Selain paduan herbal tumbuhan yang menyehatkan, aroma jamu juga bisa sangat menenangkan dan memberi kesegaran jiwa.

Sejak ratusan tahun lalu para putri-putri raja di nusantara juga sudah menggunakan jamu untuk mempercantik diri dan merawat tubuh mereka.

Kita lihat yu, beberapa ritual kecantikan tradisional yang ada:

  1. Refleksi dan pijit kaki. Tidak hanya sekedar dipijat saja, tapi sebelumnya kita merendam kaki di air bunga terlebih dahulu. Kaki menjadi wangi dan lembut. Kemudian baru di pijat atau membersihkan kulit mati dengan menggunakan batu apung.
  2. Menggunakan Santan kelapa untuk penghalus rambut (hair conditioner). Santan kelapa dipercaya ampuh untuk memperbaiki rambut kering dan mudah patah.  Santan kelapa memiliki kadar moisturized yang sangat baik dan bisa menggantikan conditioner yang ada dipasaran. Tapi untuk mereka yang tidak suka wangi kelapa, mungkin akan berfikir untuk menggunakan santan sebagai conditioner, Karena wangi kelapa akan menempel di rambut selama beberapa saat.
  3. Sauna tradisional/ uap. Treatment ini trend untuk para calon pengantin wanita. Biasanya sebelum hari pernikahan, calon pengantin wanita di uap untuk menghilangkan keringat berlebih di hari pernikahan dan tentu saja untuk membuat kulit dan wajahnya menjadi lebih segar dan cerah. Tapi sebenarnya di hari-hari biasa pun kita bisa saja melakukannya. Biasanya ritual penguapan tradisional menggunakan wadah besar yang berisi air panas dengan ditambahkan bunga dan rempah-rempah. Lalu kita menghadap ke air panas dan diselimuti selimut tebal yang menahan uap supaya menghangatkan tubuh kita. Hal yang perlu diwaspadai, hati-hati untuk tidak menyenggol wadah air panasnya. Dan bila merasa tidak mampu menahan panas, buka sesekali selimut tebalnya. Atau kalau mau lebih nyaman, gunakan alat sauna yang modern dengan menambah ramuan tradional di air panasnya.
  4. Buah Kepel/Sawo sebagai deodorant alami. Dalam perawatan kecantikan tradisional, Buah Kepel/Sawo biasa digunakan sebagai deodorant alami. Memakan buah ini bisa membuat tubuh beraroma seperti buah-buahan. Pernah coba? 😉
  5. “Berteman” dengan Minyak kelapa. Dalam perawatan tradisional jawa, minyak kelapa merupakan hal wajib yang harus ada. Bisa digunakan untuk memijat kulit dan memperbaiki rambut yang rusak. Nah, tambahkan sedikit essential oil dari bunga jeruk atau mawar untuk memberi aroma wangi yang menyegarkan.
  6. Berendam di susu kambing. Mandi susu juga merupakan tradisi kecantikan yang digunakan oleh puteri-puteri Jawa untuk merawat kulit mereka agar selalu lembut dan terlihat muda. Perawatan aslinya adalah dengan berendam di dalam  susu kambing selama 30 menit dan tidak membiarkannya selama beberapa saat (tidak membasuhnya). Namun sekarang, kita bisa menjumpai treatment mandi susu di spa-spa yang ada di kota besar dengan menggunakan produk-produk modern yang mengandung rasa dan aroma susu yang juga kandungan protein untuk menghaluskan kulit. Susu domba atau susu sapi juga biasa digunakan untuk mandi susu.
  7. Mandi bunga. Mandi bunga juga biasa dilakukan dalam ritual perawatan tradisional. Biasanya menggunakan bunga melati, gardenia, hibicus, magnolia dan mawar kering yang kini juga bisa banyak ditemukan di toko yang menjual rempah aroma terapi. Dengan berendam dalam air bunga selama 20 menit, kita bisa merelexkan otot-otot yang tegang dan yang lebih asyik, aroma yang harum memberi ketenangan pada jiwa.

 

Menarik ya ritual-ritual kecantikan tradisional kita…

 

 

sumber:

http://www.carefair.com/Skincare/Indonesian_Beauty_Tips_1377.html

Rindu Senja

Aku sangat suka senja;

Bagiku senja adalah jelmaan dunia jingga yang anggun. Memancarkan kesejukan dan kedamaian, penakluk segala kebisingan, kesilauan dan hingar bingar hidup. Ia adalah penggalan waktu saat jiwa terlepas dari penat duniawi untuk kembali kekehangatan cinta ….

….

…..

walah walah ga ko, ga seperti itu bayangan senja yang ada dalam benakku akhir-akhir ini. Well honesly aku sebenarnya ga terlalu mengharapakan senja, aku bahkan hampir ga merasakan lagi keindahannya. Sebabnya, aku hampir selalu sedang terjebak dalam antrian panjang penumpang bus way. Berdesak-desakan dalam himpitan tubuh-tubuh lusuh berbau keringat yang menyengat. Sebuah ironi yang selalu dimiliki kota-kota metropolis di negara kelas tiga. Impian untuk bisa menikmati malam di rumah dengan merebahkan tubuh dalam pelukan hangat keluarga, harus dibayar dengan perjuangan mati-matian.  Menembus antrian manusia dan mobil yang tumpah ruah saat senja.

Penuh. Sesak. Panas.

Seingatku hampir tak pernah ada keindahan yang aku nikmati belakangan ini.

Memori rekaman indah aku tentang senja terputus saat aku meninggalkan bangku sekolah dasar. Waktu itu, senja terlewati di lapangan besar sebelah rumahku. Aku punya banyak teman sepermainan, kira-kira 10 orang lebih. Di tanah lapang itu, kami selalu menghabiskan senja. Tak pernah bosan memainkan permainan bocah, yang hampir berulang setiap hari. Yang paling menyenangkan bagiku, adalah saat permainan berakhir. Cahaya jingga sang senja membanjiri tubuh kami yang basah oleh keringat. Lalu kami merebahkan diri di rumput-rumput yang lembab, menutup mata, membaui bau rumput dan menikmati tiupan angin senja yang damai dan menyejukkan…

Tuhan,rasanya seperti sedang berada di surga,,….Betapa aku merindukan senja-ku itu….

taken from: Heri Setyawan on Flickr

http://www.google.com/imgres?imgurl=http://farm3.static.flickr.com/2335/2517099355_7f1955ce65.jpg&imgrefurl=http://www.flickr.com/photos/15814351%40N02/2517099355/&usg=__4K-1SwNSDcCC7QJs-fahiS4aOwI=&h=330&w=500&sz=90&hl=de&start=24&sig2=PfiNVH9Cup_kNpy3t2BHkA&zoom=1&tbnid=AJsFYaH4kgc3BM:&tbnh=123&tbnw=165&ei=ZTZuTYnsApH2tgP0sJDGCw&prev=/images%3Fq%3Dsenja%26hl%3Dde%26rlz%3D1C1RNNN_enDE354ID388%26biw%3D1280%26bih%3D709%26tbs%3Disch:10,902&itbs=1&iact=hc&vpx=1041&vpy=250&dur=204&hovh=131&hovw=198&tx=99&ty=53&oei=VDZuTe7yENHxrQeqqcCLDw&page=2&ndsp=25&ved=1t:429,r:24,s:24&biw=1280&bih=709